
SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar menjalankan agenda rutin yang telah diprogramkan di setiap akhir semester untuk siswa siswi di kelas Bilingual yaitu outing class. Pada program outing kelas bilingual semester 2 tahun 2024 kali ini dipilih Museum Pustaka Lontar yang berada di Br. Dukuh Penaban, Kabupaten Karangasem sebagai objek yang dikunjungi. Outing kelas bilingual berlangsung pada Selasa, 4 Juni 2024 dan diikuti oleh siswa-siswi bilingual kelas VII dan kelas VIII didampingi oleh Ibu Kepala Sekolah Pande Putu Sekar Ariwidiantari, S.Si. beserta para guru dan pegawai.
Kunjungan ke Museum Pustaka Lontar ini bertujuan untuk mengenalkan warisan Budaya Bali berupa Lontar kepada seluruh siswa. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Sekolah, ”Anak-anak penting untuk memahami bahwa budaya harus tetap dilestarikan dengan pemahaman wawasan berbagai warisan leluhur, khususnya Lontar. Dengan kunjungan ini kita akan memberikan pengalaman edukasi budaya yang positif”, ujar Ibu Pande. Para siswa dapat melihat koleksi-koleksi lontar, mendapatkan informasi tentang proses pengolahan dari bahan baku hingga lontar siap ditulis. Selain itu siswa siswi SLUB juga mendapatkan informasi tentang cara menjaga lontar agar tetap bersih dan tidak berjamur, sehingga bisa diperkenalkan dan digunakan oleh masyarakat luas. Yang paling menarik, seluruh siswa mendapat kesempatan untuk mengenal dan mempraktekkan langsung cara nyurat atau menulis di atas lontar menggunakan alat khusus yang disebut pengerupak. Semua informasi tersebut disampaikan oleh kakak-kakak yang bertugas di Museum Pustaka Lontar.
Rombongan outing SLUB mengawali perjalanan ke Museum Pustaka Lontar pada pukul 08.00 WITA menggunakan 3 bus. Perjalanan yang menempuh waktu kurang lebih 2 jam sangat dinikmati seluruh rombongan karena sepanjang perjalanan menuju lokasi melewati hamparan lahan hijau. Banyak terlihat pohon kelapa dan kondisi lahan yang berundak- undak seperti perbukitan terlihat asri dan sejuk. Situasi tersebut kental dengan suasana pedesaan yang nyaman.
Kesan unik dirasakan oleh seluruh rombongan outing yaitu suasana sejuk dengan pepohonan rindang dan hamparan rumput hijau yang rapi, serta banguan-bangunan yang didominasi oleh tumpukan tanah dan hiasan kayu dan jerami. Hampir tidak memakai material beton. Hal ini dilakukan karena Museum Pustaka Lontar ini mengusung konsep bangunan Bali Mula atau Bali masa lalu. Dari bangunan satu ke bangunan yang lain akan melalui jalan setapak dengan rumput hijau yang ditata rapi.
Seluruh siswa sangat antusias mendengarkan informasi yang disampaikan oleh petugas Museum Pustaka Lontar. Petugas menjelaskan, menunjukkan, serta mengarahkan dengan sangat informatif dan ramah kepada siswa-siswi SLUB dari bangunan pertama hingga bangunan yang menyimpan banyak koleksi lontar. Arahan disampaikan oleh petugas, kemudian dicatat dan direkam oleh para siswa untuk bahan laporan kunjungan. Menurut Alika, salah satu siswa kelas 8 Bilingual mengatakan bahwa informasi yang diperoleh menjadi pengetahuan tambahan tentang cara memproduksi lontar yang bagus. “Sebagai generasi penerus harus tahu dan paham bagaimana cara menjaga, merawat, dan melestarikan lontar karena proses pembuatannya cukup memakan waktu”, ungkap Alika.
Lokasi Museum yang cukup luas dengan kondisi alam yang sejuk membuat seluruh rombongan outing ingin lebih lama menikmati keasrian Museum. Kegiatan terakhir yang dilakukan anak-anak SLUB adalah nyurat aksara Bali di atas lontar dengan alat khusus yaitu pengerupak dan hasilnya disimpan di museum sebagai kenang-kenangan.