
SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar melalui Anak Agung Istri Vidya Saharani sebagai wakilnya berhasil meraih juara III lomba artikel yang diadakan oleh KISARA (Kita Sayang Remaja) Bali, dalam rangka memperingati International Youth Day 2019. Pengumuman juara dan penerimaan hadiah dilaksanakan di gedung Park 23 Mall Kuta, Bali pada tanggal 30 Agustus 2019.
SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar mengirimkan dua peserta untuk mengikuti lomba artikel tersebut. Mereka memperebutkan juara I sampai III bersama dengan peserta lainnya yang berusia 10 hingga 24 tahun. Masing-masing peserta membuat artikel yang bertemakan YOWANA (Youth With Action ‘N Achievement) secara individu dan artikel mereka diserahkan ke panitia sesuai tanggal yang ditetapkan.
Awalnya Vidya menulis dua artikel yang berbeda. Namun, ia mengirimkan satu artikelnya yang terinspirasi dari film karya anak bangsa dengan judul “Dua Garis Biru.” Film ini mengangkat tema sex education. Dari artikel yang berjudul “Remaja Tanpa Masa Remaja” sudah jelas di sana menyampaikan tentang risiko para remaja yang melakukan seks pra nikah. Vidya dapat inspirasi karena melihat tema yang telah cocok untuk dijadikan artikelnya. “Saya terinspirasi dikarenakan tema film yang cocok dengan artikel saya, selain itu film dua garis biru juga sedang booming di kalangan masyarakat, karena baru saja ditayangkan di layar lebar. Awalnya saya juga berkeinginan mengangkat tentang resiko dari seks pra nikah dan seks education agar membuka mata para remaja untuk manjadi selangkah lebih sehat, cerdas, dan dapat membanggakan Negara,” tutur Vidya. Dari artikel itu ada hal yang dapat dipetik untuk menjadi bekal selama menjalankan masa remaja, yaitu jauhi lingkungan yang kurang sehat dan jangan pernah mencoba hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. “Ada pesan yang saya tambahkan di artikel itu, diantaranya adalah jauhi lingkungan yang tidak baik dan jangan sekali-kali mencoba hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Mengingat lagi karena ada banyak penyakit ganas yang akan diderita remaja jika melakukan hubungan terlarang itu secara bebas. Jika sudah ada remaja yang melakukan hal itu, sebaiknya lingkungan sekitar dan keluarga mendukung remaja tersebut untuk bangkit dari keterpurukannya, bukannya malah menjauhi dan mencibir remaja tersebut hingga tersudutkan. Karena ada banyak kasus remaja yang kehilangan nyawanya dikarenakan depresi yang diakibatkan oleh kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar,” jelas Vidya. (vid)